Semenjak kepergianmu, hari-hariku
tidak berjalan seperti biasanya. Ada bongkahan dalam hati ini yang tak menyusun
sebagaimana mestinya. Ada retakan dalam hati ini yang membekas dan tak
terobati. Bubuk-bubuk hati sekarang menjadi larut. Menyatu. Aku tak pernah
menyadari bahwa kepergianmu akan berjalan seburuk ini.
Meskipun kamu bukan
siapa-siapaku, ternyata detik ini baru aku sadari, kamu orang yang tentunya
membuatku bahagia.
Senyumku tak pernah setulus
senyuman saat kamu berada disini. Saat kita memutuskan untuk bertemu membahas
hal-hal sepele saja. Tak pernah ada senyuman mengembang saat kamu berjalan
menghampiriku. Saat kamu menertawakanku.
Semuanya hilang begitu saja.
Tak ada lagi suara lembut yang
kudengar setelah kamu pergi. Suara yang selalu mengingatkanku agar tidak
melakukan hal bodoh. Sekarang, hanya ada suara riuh orang-orang yang seperti
biasa mengisi hari-hariku tanpa suara kamu.
Asal kamu tahu, tak ada lagi
candaan garing yang seharusnya aku tertawakan. Tak ada lagi mata sipit yang
selalu mendelik padaku.
Kenapa baru aku sadari hari ini,
bila kepergianmu adalah hal yang tidak aku inginkan? Bahkan aku selalu menangis
tanpa sebab bila mengingat kamu adalah satu-satunya orang yang membuat aku
merasa bisa.
Kamu mengecewakanku dengan membuatku merasa aman berada
disampingmu. Aku terlindungi, seperti tidak ada orang yang berani untuk
mengganguku.
Sekarang, kamu pergi. Aku bahkan merasa kehilangan seseorang yang
selalu melindungiku. Kamu kecewakan aku untuk kesekian kalinya.
Aku rindu langkahmu di sore hari
berjalan menyusuri jalanan pelan-pelan sambil menyimpan tangan disakumu.
Berjalan menuju tempat ibadah disore hari, mengajak teman-temanmu yang
seharusnya bisa berangkat sendiri. Langkah disaat kamu menghampiriku dan hanya
untuk tersenyum kemudian kembali menjauh.
Aku rindu melihat tingkahmu yang
pura-pura tidak peduli saat aku berada didekatmu.
Kamu hanya memasang wajah
lugu, tanpa aku tahu kamu tersenyum didalam hati
Rasa ini memang salah, disaat
kamu ada aku bahkan tak pernah memerhatikanmu. Tak pernah ingin mencoba tahu
apa yang kamu lakukan. Intinya, aku tidak peduli akan kehadiranmu saat kamu
ada. Aku hanya tahu kamu akan berada disini selamanya, tanpa harus pergi tanpa
pamit.
Kamu pergi tanpa pamit terlebih
dahulu. Meskipun awalnya tak ada hal yang aku rasa aneh.
Namun, semakin lama
semakin terasa kalau kamu perlahan tidak ada. Lucu, sangat lucu. Jarak memang
terasa sangat jauh.
Aku hanya bisa mendengar suaramu dalam telepon saja tanpa
bisa mengingat wajahmu atau sekedar melihat raut mukamu. Itu pun, aku tak
berani mengatakan kalau aku ingin kamu segera kembali.
Baru terasa saat kamu kehilangan
seseorang, kamu akan merasa orang itu sangat berarti sekali. Saat dia berada
jauh didekatmu. Saat dia tak lagi kamu sering lihat. Saat dia tak lagi menghiburmu.
Saat dia tak lagi ada didepan matamu. Saat dia tak membuatmu tertawa. Saat dia
tak mengingatkanmu lagi akan satu hal yang salah. Saat dia sudah tak ada lagi
sosoknya.
Semuanya baru terasa, terasa saat
kamu memang benar-benar tak membutuhkanya lagi. Aku hanya perlu menunggu,
menunggu agar kamu senantiasa bergegas kembali. Agar aku bisa sedikit mendengar
suaramu, melihat wajahmu, meningat cara langkahmu kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar