Rabu, Juni 14, 2017

Cerai: seumur hidup itu waktu yang panjang.


Aku terlahir dari sebuah keluarga kecil yang menurutku adalah keluarga harmonis, mulanya.
Ayah dan Ibu, mereka sudah menikah selama 13 tahun dan umurku saat itu adalah 12 tahun.
Aku memiliki seorang adik laki-laki dan ia berbeda 5 tahun dari umurku.
Dengan 4 anggota keluarga, aku rasa aku memiliki orang-orang yang cukup untuk menyayangiku.

Ayah dan Ibu kulihat selalu bahagia, tapi entah mengapa mereka lebih sering menghabiskan waktu untuk saling berargumen. Adikku yang saat itu berumur 7 tahun masih tidak mengerti apa-apa.
Selagi ayah dan ibu saling cekcok dan berbeda pendapat, aku hanya bisa melihat mereka dari jauh sembari memikirkan apa yang harus aku lakukan.
Saat itu, aku selalu menggunakan alasan aku ingin tidur atau adik sudah mengantuk. Hal itu aku lakukan agar mereka tidak semakin bertengkar.

Ayah dan Ibu akhirnya memutuskan untuk bercerai.



Ibu memutuskan untuk bercerai dengan Ayah hanya karena ia sering melempar puntung rokok ke pot tanaman ibu, yang menurutku tidak begitu terurus. Meskipun ibu selalu mengingatkan ayah tiap hari. Bahkan sampai beberapa kali sehari, tapi ayah terus melakukan hal itu berulang-ulang.
Terlihat sepele memang, tapi hal itu selalu mengarah pada pertengkaran besar.
Belum lagi, banyak sekali kebiasaan ‘sepele’ ayah yang selalu jadi bahan omelan ibu setiap hari. 
Ayah yang selalu melempar kaos kaki sembarangan, ayah yang gak suka mandi, gak punya waktu temenin Ibu, gak inget ulang tahun ibu, pernikahan mereka.
Meskipun ibu sudah memperingatkan berkali-kali, ayah tetap gak berubah.

Saat ibu memutuskan untuk bercerai, keluargaku marah besar. Terutama nenek.
Nenek melihat sosok ayahku adalah seorang lelaki yang tampan, gagah dan pandai mencari uang. Menurut nenek, Ibuku akan merasa cukup bersama ayah dan nenek melihat tak ada alasan mengapa ibu harus bercerai dengan ayah. Menurut nenek juga ibuku terlalu pintar, sampai-sampai hal sepele dipermasalahkan.
Nenek-ku marah besar bahkan kepada putrinya yang mengambil langkah untuk bercerai.
Kakak dan adik Ibuku selalu datang kerumah semenjak itu. Selalu mencoba membujuk ibuku agar perceraian itu tidak terjadi.

Hingga tiba saatnya Ayah dan Ibuku bercerai. Aku dan adik-ku ikut bersama ibuku. Ibuku tidak begitu kekurangan karena dia mendapatkan pekerjaan tetap.

Aku ingat kata-kata ibuku saat kami pergi dari rumah, sambil menangis ibu berkata:
“Seumur hidup itu waktu yang panjang”

Dan sekarang aku sudah tumbuh dewasa.....

Ibuku sudah memiliki suami baru, aku memanggil beliau dengan sebutan Papah.
Papah tiriku memang tidak segagah ayah, tapi aku bisa melihat senyuman Ibu lebih bahagia dan tulus selama bersama Papah. Perawakan papah tak begitu tinggi, tapi ada lesung pipi setiap kali Papah tersenyum.

Papah sosok yang hangat. Aku melihat beliau adalah orang yang lemah lembut kepadaku dan juga adikku. Papah lebih sering menghabiskan waktu dirumah.
Tak jarang ketika aku pulang ke rumah setiap sore Papah mengajak Ibu jalan-jalan. Bahkan Papah merawat pot tanaman ibu yang dulu ibu permasalahkan bersama Ayah.
Tiap hari, Papah melakukan hal-hal sederhana untuk ibu.

Suatu hari, Ibu masuk Rumah Sakit. Ayah senantiasa merawat ibu setiap hari.
Ayah selalu menunggu ibu dan mengajak ngobrol Ibu agar Ibu tidak merasa jenuh. Tiap hari ayah mengganti bunga disamping meja tempat ibu tidur. Ayah selalu menggantikanku menjaga ibu. Ayah bahkan tidak pernah lepas untuk tidak menyuapi ibu setiap saat ibu harus makan untuk minum obat.

Waktu aku pergi kesana, ada sebucket bunga lily disamping ranjang ibu dan diatas meja ada buah yang sudah dipotong, sedangkan papah tiriku duduk disebelah ibuku sambil membaca buku.
Seorang ibu yang ada di ranjang sebelah Ibuku dan menatap ibu dengan iri.

Darisitu, aku memahami apa yang ibu sebut dengan “Seumur hidup itu waktu yang lama”.

Pernikahan bukan cuma perlu dua orang yang baik tapi perlu dua orang yang nyaman satu sama lain. Karena seumur hidup itu terlalu panjang, maka penting sekali untuk menikahi orang yang nyaman, bukan hanya orang yang baik.
Setiap kita memiliki sifat berbeda, maka kita membutuhkan orang berbeda untuk melengkapi pernikahan kita.

Bukan hanya rasa cinta saja yang dibutuhkan ketika ada dua orang yang menyatukan sebuah hubungan. Meskipun orang bilang Ibuku terlalu sensitif, aku rasa ibu hanya perlu seseorang yang bukan hanya mencintainya tapi juga saling menjaga.

Rasa cinta bukan satu-satunya –patokan seseorang untuk menikah, menjalin hubungan dan akhirnya memiliki anak, membangun keluarga. Harus ada rasa nyaman didalam-nya. Sekarang, aku tahu apa yang ibu rasakan. Aku bahkan bahagia melihat ibu bersama Papah, kadang aku menangis melihat mereka berdua begitu tulus.

Memang, bercerai bukanlah hal yang seharusnya menjadi tujuan kita, kalau bisa menikah dengan orang yang tepat, kenapa harus mencoba dengan orang yang tidak tepat kemudian bercerai?
Ternyata cinta saja tidak cukup, rasa nyamanlah yang diinginkan setiap orang.



(Remake postingan line ‘CERAI’. Ilustrasi cerita dari Christy)

1 komentar:

  1. MestiQQ Adalah perusahaan judi online KELAS DUNIA ber-grade A

    Sudah saatnya Pencinta POKER Bergabung bersama kami dengan Pemain - Pemain RATING-A

    Hanya dengan MINIMAL DEPOSIT RP. 10.000 anda sudah bisa bermain di semua games.

    Kini terdapat 8 permainan yang hanya menggunakan 1 User ID & hanya dalam 1 website.
    ( POKER, DOMINO99, ADU-Q, BANDAR POKER, BANDARQ, CAPSA SUSUN, SAKONG ONLINE, BANDAR66 )

    PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAWAL CEPAT Dan AMAN TIDAK LEBIH DARI 2 MENIT.

    100% tanpa robot, 100% Player VS Player.
    Live Chat Online 24 Jam Dan Dilayani Oleh Customer Service Profesional.

    Segera DAFTARKAN diri anda dan Coba keberuntungan anda bersama MestiQQ
    ** Register/Pendaftaran : WWW-MestiQQ-POKER
    Jadilah Milionare Sekarang Juga Hanya di MestiQQ ^^

    Untuk Informasi lebih lanjut silahkan Hubungi Customer Service kami :
    BBM : 2C2EC3A3
    WA: +855966531715
    SKYPE : mestiqqcom@gmail.com

    BalasHapus

Bertumbuh, sebuah proses.

Hiruk pikuk dan apa yang terjadi saat ini, dibanyak sela kehidupan; mengharuskan saya berpikir secara logis dan rasional. Saya merasa bahwa ...