Jumat, Februari 14, 2014

"Kamu wanita, jangan pernah mau menunggu untuk seorang pria"

Jam masih terus berdetak, jantungku juga ikut berdetak cepat.
Entah telah berapa jam aku menunggu kedatangan seseorang yang aku tunggu.
Entah wajahku yang pucat ini masih bisa tersenyum lagi atau tidak.
Balutan sweater yang membalut tubuhku tak lagi hangat seperti awal aku memakainya dirumah.
Hujan sudah membasahi separuh tubuhku. Tanganku menjadi keriput, karena kedinginan.




Sudah beberapa hari aku habiskan berdiri dibawah hujan menunggu seorang lelaki yang aku harap akan datang.

 
Bahkan dia telah bersumpah untuk datang. Namun, apa dikata aku hanya menghabiskan waktu menunggu cinta yang salah.

Ingat saja, tak ada cinta yang salah, hanya orang yang datang itu tidak tepat.
Tak ada cinta yang memaksamu untuk membenci seseorang, hanya saja orang tersebut perlahan membuatmu membenci cinta.
Meluapkan amarah masa laluku pada seseorang yang tulus mencintai, padahal itulah cinta yang sebenarnya. Hanya saja kali ini benar-benar orang yang membuatku jatuh cinta, namun tidak pada saat yang tepat.

“Kamu tau gak sih? Derajat dan harga diri cewek itu lebih tinggi dari laki-laki. Kamu jangan mau nunggu cowo yang jelas-jelas gak sayang sama kamu” katanya. Aku masih tertegun mendengar perkataan lelaki yang sering aku hampiri tiap aku ada masalah, melihatku setiap hari mengeluh-ngeluh tentunya mengenai seorang lelaki yang aku suka namun laki-laki itu mengabaikanku.

Puluhan kali aku jatuh bangun, puluhan kali aku menggenggam rasa yang hampir pudar namun tak rela aku lepaskan.Puluhan kali dia menggoreskan luka dihati setajam silet yang terus menghujat lapisan kulit yang tipis. Puluhan kali mata yang harus rela bengkak demi seseorang yang tak pernah aku relakan untuk berbagi bersama yang lain. Puluhan kali tangan ini mencoba menghapus air mata yang terjatuh melewati dagu ini.
Puluhan kali aku menerka tangisan yang diakhiri dengan teriakan. Puluhan kali bahu ini lelah menumpu kasih yang tak pernah berujung pembalasan cinta. Selama itu juga, puluhan kali aku mencoba melupakan namun semuanya tak pernah bisa. Tampak jelas dan kontras aku masih belum bisa melepaskan atau melupakan bayang-bayangnya dibenaku.

Ingin rasanya aku menangis didepan dia mencurahkan segala yang ingin aku curahkan. Bercerita tentang hari-hari yang aku lalui menangisi semua hal tentangnya. Mencurahkan luka sayatan yang telah ia buat. Menerjemahkan kata hati yang tertumpuk didalam bebatuan kasar hati ini. Aku selalu berharap hal itu bisa terjadi, namun tidak. Aku tidak pernah cukup kuat mengatakan hal itu.

Hampir ribuan kali aku mendengar kalimat itu, kalimat yang sering diucapkan oleh orang yang sering aku lihat dan aku temui tiap hari. Aku baru tersadar, ternyata orang yang aku abaikan itu adalah orang yang paling aku cintai. Orang yang berpuluh-puluh kali aku abaikan padahal dia selalu ada disampingku.

Orang yang selalu mencoba menyeka air mata dipipiku. Orang yang selalu mencoba membuatku tersenyum ketika hanya ada tangisan yang semakin muncul dari wajahku. Orang yang tak aku sadari memberikan setiap jerih payahnya menemaniku.Orang yang bersedia berkorban hanya untukku. Orang yang rela menggandengku disaat aku lemah utnuk berdiri. Iya, dia yang selalu membuatku merasa nyaman disaat aku tersakiti. Dia, memang orang yang tepat. Sedangkan orang yang selama ini aku kejar adalah orang yang salah

Sudah banyak waktu aku menunggu untuk orang yang membuatku merasa kalau aku hanyalah debu yang pernah hinggap dihidupnya. Aku tidaklah penting.

Sekian jam aku menunggu dibawah hujan ini, aku menunggu orang yang dulu aku abaikan. Ada jerit-jerit tangis yang mencekam ditenggorokanku. Ada rasa sakit yang lebih lebih dari rasa sakit yang pernah aku rasakan. Ada rasa sesak yang membuatku sulit bernafas. Ada rasa kekecewaan yang bertumpuk menjadi satu dalam hati ini. Ada rasa menyesal yang tak sempat aku lakukan. Ada rasa benci pada diriku sendiri karena aku terlalu sering mengabaikanmu.

Baru detik ini, jantungku yang aku rasakan sakit tak terasa lagi. Orang yang aku tunggu-tunggu, pergi bersama orang lain. Beberapa detik yang lalu mobilnya dengan dingin melewat didepanku bersama seorang wanita duduk berdampingan disampingnya. Mereka terlihat cocok. Meskipun aku melihat ungkapan penyesalan dimatanya, aku masih bisa melihat ada kebahagiaan yang tercurah.

Jerit tangisku pun berhenti disini. Meskipun rasa sakit ini menghilang bersama rasa lega, namun tak pernah bisa bila denganya.Jujur, hal ini hal terbodoh. Menunggu orang yang aku anggap salah padahal cinta mengatakan hal itu adalah hal yang tepat.

Hahahaha. Jadi, sekarang aku tak akan bisa bercerita lagi pada bulan dikala malam aku sedih. Tak perlu ada tangisan yang harus aku lepaskan biar saja tangisku berkumpul didalam sehingga aku bisa meluapkanya secara Cuma-Cuma nanti. Biar saja aku terus merasa kesepian. Toh, sekarang aku percaya cinta memang tak pernah tepat bila bukan waktunya.

Toh, burung akan terus tersenyum bahkan tertawa mendengar keluh kesahku tiap hari akan cinta yang benar-benar suci. Cinta tak pernah tepat bila Tuhan belum menghendaki, cinta hanya menimbulkan kesakitan bila kita hanya egois. Tak ada cinta yang tepat bila kita percaya pada orang yang salah. Tak ada cinta yang salah bila kita mengalah pada orang yang tepat.
-The End-

1 komentar:

  1. Merkur 38c Review - Merkur 38C DE Safety Razor
    Merkur 38c 메리트 카지노 주소 Review: Merkur 38C. 메리트카지노 Review of Merkur 38C. With its close eye towards safety 온카지노 and quality in mind, I'm just curious to see how this  Rating: 4.6 · ‎Review by Robert DellaFave

    BalasHapus

Bertumbuh, sebuah proses.

Hiruk pikuk dan apa yang terjadi saat ini, dibanyak sela kehidupan; mengharuskan saya berpikir secara logis dan rasional. Saya merasa bahwa ...