Minggu, Februari 06, 2022

Bertumbuh, sebuah proses.

Hiruk pikuk dan apa yang terjadi saat ini, dibanyak sela kehidupan; mengharuskan saya berpikir secara logis dan rasional. Saya merasa bahwa ternyata kehidupan bukan menawarkan keindahan atau kebahagiaan belaka, tapi lebih pelik. Nyatanya saya menyadari bahwa apa yang saya lalui tidak akan pernah mudah.

Source: Twitter

Didepan saya, seperti ada dua pilihan dan dua jalan yang terbuka lebar. Muncul pilihan apakah saya harus dibuat nyaman dengan dunia saya saat ini, atau memang harus memberanikan diri berjalan ke suatu tempat yang belum pernah saya jajaki. Dua pilihan itu tidak mudah, bak sedang memacu diri saya tahu bahwa yang sedang saya alami adalah bukan sebuah kompetisi. Pilihan yang terbuka lebar untuk saya adalah kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja membuat takdir saya berubah.  Dalam diri saya, saya merasa ada ketidakpantasan dan ketidakcukupan bahwa diri ini bisa mengatasi rintangan-rintangan yang nanti datang dan berseliweran. Padahal saya belum mencoba.

Ujungnya, saya terlalu takut. Saya takut akan ketidakpastian ketika saya memilih satu hal yang tidak sesuai dengan rencana saya, padahal manusia hanya bisa berencana. Tuhan yang berkehendak. Bagaimana apabila saya gagal? Bagaimana apabila pilihan saya tidak tepat untuk saya saat ini? Apa saya akan menyesal? Lagi-lagi, saya selalu keliru dalam memutuskan.

Kolega-kolega saya selalu mengatakan, coba saja dulu—kesempatan tidak datang dua kali. Mereka benar, selagi masih saya muda, selagi masih banyak tempat dan pengalaman baru untuk dikunjungi, selagi saya masih sanggup, harusnya saya berani. Bukannya kesempatan juga tidak datang secara tiba-tiba? Sejujurnya ia sudah direncakan oleh yang Maha Kuasa dan tinggal pilihan bulatnya ada di kepala dan lengan saya. Lantas, saya pahami saat ini bahwa di usia yang tidak lagi remaja, semua tumpuan keputusan ada pada diri saya sendiri. Entah saya memutuskan untuk memilih dengan logika dan perasaan, saya selalu diharapkan dapat memilih yang terbaik. Akhirnya, saya harus selalu belajar untuk menguatkan diri dan membesarkan hati bahwa apabila suatu hari saya gagal, itu tidak mengapa. Pada akhirnya saya harus menyiapkan diri, bahwa apabila jalan yang saya pilih itu ternyata tidak sesuai rencana, saya masih bisa belajar dan melangkah mencari jalan lagi.

Sejatinya, setiap pilihan, setiap keputusan yang saya buat adalah sebuah tempat untuk bertumbuh. Bertumbuh adalah sebuah proses.

1 komentar:

  1. Randomly blog-walking on the internet and I found yours. Sekilas membaca beberapa artikelmu, seolah aku membaca tulisan seorang penulis, diksinya pas dan paragrafnya runut. Setelah membaca tulisan di atas, aku jadi ingat perkataan Mark Twain. "Twenty years from now you will be more disappointed by the things that you didn't do than by the ones you did do. So throw off the bowlines. Sail away from the safe harbor. Catch the trade winds in your sails. Explore. Dream. Discover." Just go as you wish, libatkan Tuhan dalam setiap pilihanmu. Good luck Sandra! 🙂

    BalasHapus

Bertumbuh, sebuah proses.

Hiruk pikuk dan apa yang terjadi saat ini, dibanyak sela kehidupan; mengharuskan saya berpikir secara logis dan rasional. Saya merasa bahwa ...