Percakapan Dua Cewek Dekil: Sebetulnya Sayang atau Nyaman?

Gue dan Mawar, sedang asik makan ayam goreng tambah kol goreng di pinggir jalan.

Tempat nongkrong favorit gue dan mawar.

Suatu ketika terbesit dalam hati gue kegundahan yang selama ini mulai merajalela.

Ketika gue suka sama cowok sebenarnya gue sayang atau nyaman?

Mawar yang lagi makan tempe goreng cantik pun sepertinya pernah juga ada di posisi gue. Meskipun, gue gak tau sebetulnya apakah dia pernah sayang dengan seseorang?

Terlebih lagi gue merasa pasti banyak temen-temen Mawar (both, cewek atau cowok) yang merasa nyaman dengan Mawar. Ya, Mawar adalah sosok pendengar. Gak seperti Gue yang biasanya bukan tipikal pendengar yang baik.

Perdebatan ini muncul dikarenakan gue sedang merasakan hal dimana gue bingung perasaan itu adalah perasaan sayang atau nyaman.

Jadi definisi nyaman dan sayang itu bedanya apa?

Gue dan Mawar berdebat sengit sampai akhirnya ditarik kesimpulan bahwa setiap orang punya definisi nyaman mereka masing-masing.

Gue ketemu dan kenal beberapa orang yang bikin gue nyaman. Tentunya proses nyaman inilah yang memerlukan waktu yang gak sebentar.

Butuh waktu yang lama dan berbagai macam jenis effort untuk bikin seseorang nyaman.

Lantas, ketika gue nyaman dengan seseorang bukan berarti gue sayang. Ketika gue nyaman dengan seseorang artinya gue menjadi sosok yang easy going, mudah kenal dan setiap perbincangan menjadi let it flow.

Bakalan selalu ada topik perbincangan, karena you know lah ketika nyaman tidak ada yang ingin mengakhiri sebuah perbincangan. Gue juga gak keberatan untuk tiap hari bertemu ataupun ngobrol dengan orang yang bikin gue nyaman itu. Toh pada hakikatnya, ketika gue ngerasa nyaman gue bisa jadi orang ter-real versi gue.

Sedangkan menurut gue, ketika seseorang sayang bisa aja dia dalam keadaan yang tidak nyaman. So, sayang itu punya tiga kesimpulan:

Gue sayang dan nyaman

Ketika lo sayang dengan seseorang disertai dengan rasa nyaman lo bakalan ada dalam posisi comfort zone.

Ngga mau kehilangan tentu. Intinya, hubungan lo dengan dia akan selalu dalam keadaan hangat. Adem-ayem dan biasanya perlu waktu yang lama bagi seseorang untuk menggabungkan dua perasaan ini. Dimulai dari rasa nyaman, adaptasi segala kekurangan si doi dan akhirnya dengan all his flaw lo jadi sayang.

Gue sayang tetapi tidak nyaman

Inilah istilah yang paling sering gue temukan dan gue pernah alami.

Di suatu masa, ketika gue menjalani hubungan dalam waktu yang lama, sejujurnya banyak banget faktor yang bikin gue gak nyaman.

Honestly malah nyiksa diri gue sendiri. Pikiran gue gak sehat, banyak ngebatinya tapi karena alasan sayang gue jadi takut kehilangan. No, that is not love. Gue Cuma takut kehilangan dia aja padahal ternyata ngelepasin sesuatu yang bikin ga nyaman tuh, lega banget coy!

Gue nyaman tetapi tidak sayang

Nah ini nij, yang sering terjadi dalam realita kehidupan manusia-manusia remaja menjelang dewasa. Nyaman tapi tidak sayang dan ujung-ujungnya akan menjadi friendzone.

Pada akhirnya implementasi dari dua perasaan tadi: nyaman dan sayang hanya akan memiliki dua ending.

Lo akan menyatukan perasaan tersebut dan berujung pada pernikahan yang gue bilang adalah sebuah titik kesuksean dari perjalanan cinta lo.

Atau, lo akan kandas ditengah jalan karena lo gak sayang atau lo gak nyaman.

Karena menurut gue, rasa sayang kalau ga dibarengi dengan nyaman adalah perilaku yang menyiksa diri. Sedangkan, nyaman tanpa dibarengi rasa sayang adalah friendzone atau temen mengisi kekosongan hati belaka.

So, thats my opinion. Sepertinya, mawar bakalan punya opini yang berbeda lagi deh. Tunggu aja, percakapan cewek dekil part 3 hehe!