Jumat, Agustus 21, 2015

AKu berjuang untuk kamu


Aku gak pernah minta yang lain kok ketika aku tahu kalau aku memiliki seseorang yang membuatku percaya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkanku. Ketika hati ini yakin bahwa kamu akan bertahan selamanya, menjaga hatiku tetap dalam keadaan utuh. Tak akan kau pecah beraikan dan tak akan kau buat retak. Aku sepatutnya mempercayaimu bahwa kamu memang orang yang tepat yang membuatku menebar senyum dan tawa pada setiap hariku.

Ketika aku hanya menangis untukmu, masihkah kamu menanyaiku akan kesetiaanku?



Air mata ini hanya kujatuhkan ketika aku benar-benar ingin menangis terutama ketika hatiku merasa terpuruk ketika aku menantimu. Bahwa hati ini benar-benar tulus dan percaya bahwa kamu memang satu-satunya. Ketika kamu buat aku menangis, tanpa kamu tahu kamu membuat hati ini retak.

Meskipun tak kutunjukan, namun didalamnya hati ini bertahan untuk tetap bersamamu. Bahwa setiap air mataku yang jatuh itu tak penting karena aku terlalu mencintaimu sebab yang aku inginkan untuk tetap bersamamu tanpa aku perlu menangis lagi dan menangis.
Hati ini kadang menolak untuk menangis tapi ketika aku tak sanggup menahanya, haruskah aku melakukan hal lain? Haruskah aku berbohong pada diriku sendiri?

Pernahkah sekilat terpikir olehmu bahwa mungkin Tuhan menggariskan kisah yang berbeda untuk kita. Bahwa Tuhan mengajariku bahwa tak selamanya suatu hal menjadi milik-ku, yang Tuhan coba ajarkan kepadaku yaitu ketika aku harus rela mengikhlaskan.
Bukan tentang kamu yang terlalu ‘baik’ untuk-ku, tapi karena kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Sebab Tuhan memiliki kisahnya tersendiri tentang kehidupan kita, aku tak bisa memaksakan kehendak-Nya.

Hati ini mungkin tersayat mengetahui bahwa kamu bukanlah sosok yang bisa menemaniku sampai akhir hayatku. Kamu bukanlah kasih yang terjalin dalam hidupku. Aku berusaha sekuat mungkin kasih, mencoba untuk setia dan sepenuhnya memberikan kasih hanya untukmu dan tanpa ada yang lain. Tak ada niatku untuk berhenti berusaha berjuang bersamamu, aku akan berjuang sekeras mungkin memperjuangkanmu.


Kamu ingat, bahwa disini aku hanya mengingatkan ketika aku mencintaimu dan Tuhan berkehendak bahwa kamu bukan untukku lantas haruskah aku memaksakan? Aku ingin melihatmu berjuang bersamaku, berdua kita telah mencoba untuk merangkai senja.
Kita telah berusaha bersama, untuk kedepaya biarlah Tuhan yang menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bertumbuh, sebuah proses.

Hiruk pikuk dan apa yang terjadi saat ini, dibanyak sela kehidupan; mengharuskan saya berpikir secara logis dan rasional. Saya merasa bahwa ...