Aku gak
pernah minta yang lain kok ketika aku tahu kalau aku memiliki seseorang yang
membuatku percaya bahwa dia tidak akan pernah meninggalkanku. Ketika hati ini
yakin bahwa kamu akan bertahan selamanya, menjaga hatiku tetap dalam keadaan
utuh. Tak akan kau pecah beraikan dan tak akan kau buat retak. Aku sepatutnya
mempercayaimu bahwa kamu memang orang yang tepat yang membuatku menebar senyum
dan tawa pada setiap hariku.
Ketika
aku hanya menangis untukmu, masihkah kamu menanyaiku akan kesetiaanku?
Air mata
ini hanya kujatuhkan ketika aku benar-benar ingin menangis terutama ketika
hatiku merasa terpuruk ketika aku menantimu. Bahwa hati ini benar-benar tulus
dan percaya bahwa kamu memang satu-satunya. Ketika kamu buat aku menangis,
tanpa kamu tahu kamu membuat hati ini retak.
Meskipun
tak kutunjukan, namun didalamnya hati ini bertahan untuk tetap bersamamu. Bahwa
setiap air mataku yang jatuh itu tak penting karena aku terlalu mencintaimu
sebab yang aku inginkan untuk tetap bersamamu tanpa aku perlu menangis lagi dan
menangis.
Hati ini kadang menolak untuk menangis tapi ketika aku tak sanggup
menahanya, haruskah aku melakukan hal lain? Haruskah aku berbohong pada diriku
sendiri?
Pernahkah
sekilat terpikir olehmu bahwa mungkin Tuhan menggariskan kisah yang berbeda
untuk kita. Bahwa Tuhan mengajariku bahwa tak selamanya suatu hal menjadi
milik-ku, yang Tuhan coba ajarkan kepadaku yaitu ketika aku harus rela
mengikhlaskan.
Bukan tentang kamu yang terlalu ‘baik’ untuk-ku, tapi karena
kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Sebab Tuhan memiliki kisahnya
tersendiri tentang kehidupan kita, aku tak bisa memaksakan kehendak-Nya.
Hati ini
mungkin tersayat mengetahui bahwa kamu bukanlah sosok yang bisa menemaniku
sampai akhir hayatku. Kamu bukanlah kasih yang terjalin dalam hidupku. Aku
berusaha sekuat mungkin kasih, mencoba untuk setia dan sepenuhnya memberikan
kasih hanya untukmu dan tanpa ada yang lain. Tak ada niatku untuk berhenti
berusaha berjuang bersamamu, aku akan berjuang sekeras mungkin
memperjuangkanmu.
Kamu
ingat, bahwa disini aku hanya mengingatkan ketika aku mencintaimu dan
Tuhan berkehendak bahwa kamu bukan untukku lantas haruskah aku memaksakan? Aku
ingin melihatmu berjuang bersamaku, berdua kita telah mencoba untuk merangkai
senja.
Kita telah berusaha bersama, untuk kedepaya biarlah Tuhan yang
menentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar